Oleh : Dulrokhim (Bidang SBO PDM Purworejo, Ketua KPU Kabupaten Purworejo)
Arswendo
Atmowiloto pernah menulis dan membuat buku, Mengarang
itu Gampan. Pernyataan itu sungguh benar adanya. Menulis atau mengarang itu
memnag gampang. Yang dibutuhkan hanya lah ketekunan, kesabaran, kecerdasan,
rajin membaca, dan terus berlatih. Apalagi mau ditambah dengan mantra man jadda wajada dari novelis religius Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi,
‘siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil’. Plus mantra keduanya di
novel kedua Rantau 3 Warna, man darbi washala: ‘siapa yang berjalan
di jalannya akan sampai ke tujuan’.
“Aku
tidak punya bakat menulis, jadi aku tidak bisa menulis!” Kalau ada orang yang
menyatakan kalimat seperti itu, sebuah sikap yang pesimistik, maka dipastikan
ia tidak akan mampu menulis. Memang ada orang yang dikaruniai bakat kemampuan
menulis, tapi banyak yang tidak. Apakah yang banyak tidak dikaruniai bakat itu
lalu tidak akan pernah bisa menulis? Saya termasuk orang yang tidak percaya
dengan bakat. Saya sendiri tidak punya bakat menulis. Kakek nenek maupun bapak
ibu saya bukanlah penulis. Jadi tidak ada turunan bakat menulis pada diri saya.
Tapi toh saya mampu menulis. Menulis artikel, berita, reportase, puisi, cerpen,
novel, drama, dan esai sastra.
Saya
memperoleh kemampuan menulis dari belajar, banyak membaca, dan berlatih. Saya
selalu berusaha bersikap optimis. Apa pun yang dilakukan, bila kita optimis,
insya’Allah, akan berhasil. Memang waktu pertama kali menulis, hasilnya belum
memuaskan. Namun dengan terus berlatih menulis, mengasah kecerdasan, rajin
membaca, yakinlah suatu saat tulisan kita akan semakin berkualitas. Menulis apa
saja, baik puisi, cerpen, novel, termasuk menulis artikel di media massa.
Apa sih Artikel?
Hampir di media massa, baik surat
kabar, buletin, dari majalah selalu menyediakan halaman artikel. Artikel
dipandang penting karena merupakan buah pemikiran tentang sesuatu topik yang
menjadi perhatian kita bersama.
Tulisan artikel di media
massa mudah di kenali. Biasanya tulisan lebih panjang dar berita maupun
reportase. Artikel juga tidak perlu dilengkapi foto seperti berita maupun
reportase. Artikel biasanya berisi tentang suatu topik atau tema yang aktual,
pandangan subjektif penulis terhadap suatu masalah, dan solusi pemecahannya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, edisi keempat, yang
ditulis Anton M. Moeliono (2008:88), artikel memiliki arti karya tulis lengkap,
misal laporan berita atau esai dalam majalah.
Sedang Bambang Sadono
mengatakan, artikel adalah tulisan yang mengandung fakta-fakta dan data-data
yang objektif sekaligus menampilkan analisis, kesimpulan, dan saran-saran yang
subjektif. Dengan kata lain, artikel selain memmbuat fakta juga mengandung
opini. Dalam majalah, artikel sering diberi nama esai. Istialah yang sering m
Artikel banyak dibuat oleh mereka
yang punya latar belakang atau bisa membuat telaah ilmiah atu menulis buku.
Namun artikel di media massa lebih populer. Polpuler dalam arti mudah di
mengerti, lebih sederhana, dan mudah diserap pemahamannya oleh pembaca secara
luas.
Bagaimana Menulis Artikel di Media
Massa?
Langkah awal untuk menulis artikel
di media massa tertentu, pelajari dan cermati isi surat kabar, buletin, dan
majalah yang akan kita kirimi artikel. Jangan baca satu, kalau bisa pelajari
lebih banyak. Hal ini untuk memahami isi dan karakter media massa tersebut
serta untuk menyiasati tulisan yang kita buat susuai dengan ini media massa
yang kita tuju.
Tidak mungkin kita akan menulis
artikel bertemakan agama/religi namun yang kita kirimi majalah Kartini atau
Femina. Artikel bertemakan agama/religi ya harus kita kirimlah ke majalah/surat
kabar religi seperti Republika, atau pada bulan Ramadhan. Kalau temanya tentang
kemandirian wanita, perjuangan perempuan, dan feminisme, itu baru cocok ke
Kartini atau Femina. Artikel sastra bisa dikirimkan ke majalah Horizon, Gong,
atau media massa yang memberi ruang tentang sastra. Itulah gunanya mempelajari
isi media massa, untuk lebih mudahnya memilih tema yang tepat dalammenulis
artikel sesuai isi misi media massa tersebut.
Kalau sudah memahami isi media massa
yang akan kita bidik untuk kita kirimi artikel, seperti langkah mengarang pada
umumnya, yang pertama kita lakukan untuk menulis artikel adalah: 1. Memilih
tema, 2. Menentukan Tujuan, 3. Mengumpulkan bahan, 4. Membuat kerangka (outline) artikel, dujud artikelan 5.
Membuat karangan berwujud artikel.
Tema yang kita pilih haruslah menarik
dan menjadi perhatian masyarakat. Selain itu tema juga harus aktual. Tema yang
kita pilih, kita wujudkan dalam judul. Buatlah judul yang singkat tapi langsung
pada sasaran. Dan buatlah judul semenarik mungkin agar mengundang rasa
penasaran pembaca.
Setelah tema kita pilih, tentukan
tujuan kita dalam menulis artikel tersebut. Tujuan bisa bermacam-macam sesuai
keinginan penulis, bisa hanya berupa informasi, ajakan untuk berbuat sesuatu
atau mempengaruhi (bersifat persuasif), atau berupa permohonan kepada pejabat
berwewenang untuk membuat kebijakan tertentu.
Mengumpulkan bahan tulisan bisa kit
peroleh dari sumber pustaka, bisa berupa surat kabar, majalah, buletin, jurnal
ilmiah, dan buku. Bisa juga dari pengamatan atau observasi. Termasuk melakukan
wawancara dengan nara sumber.
Contoh Kerangka Karangan
Membuat kerangka tulisan itu penting
bagi penulis pemula. Gunanya agar tulisan kita runtut, tidak kelauar dari topik
tulisan, dan memudahkan mencari bahan-bahan tulisan yang medukung. Namun bagi
penulis yang sudah mahir atau sudah terbiasa, kerangka tulisan itu sudah tidak
diperlukan lagi. Apa yang terlintas di otak penulis, maka langsung dituliskan
dan langsung jadi.
Dari kerangka yang dibuat, langkah
terakhir membuat tulisan artikel yang sebenarnya. Yang paling utama dalam
tulisan artikel adalah isi, isi ini penting karena merupakan merupakn inti
masalah yang hendak kita sampaikan kepada pembaca. Ditunjang denagan bahasa
yang baik dan benar. Mudah dipahami. Percuma menulis artikel isinya bagus namun
sayang bahasanya berlepotan, sebaliknya, bahasanya bagus tapi isinya kurang
juga akan mengurangi bobot artikel. Boleh menggunakan istilah asing, namun
kalau bisa diikuti arti istilah tersebut. Sebab tidak semua orang bisa memahami
istilah asing yang dituliskan.
Berikut ini salah salah satu contoh
kerangka karangan artikel:
Judul:
Menulis Artikel di Media Massa
1. Pengantar/Pendahuluan.
2. Pengertian
Artikel.
3. Bagaimana
Menulis Artikel di Media Massa.
4. Kerangka
Artikel.
5. Kesimpulan/Penutup.
Nah,
dari kerangka yang telah kita susun tersebut berupa subtopik, masing-masing
item kita paparkan. Kita wujudkan kedalam beberapa paragraf. Dengan acuan
kerangka tersebut, dijamin tulisan kita tidak overlapping, namun berurutan dan sisitematis.
Ayo Menulis!
Ya, ayo menulis! Tunggu apa lagi?
Sekali apa pun dan sederhana tulisan yang kita tulis, itu merupakan karya yang
layak kita hargai. Jangan takut tulisan kita jelek dan jangan takut tulisan
kita tidak dibaca orang. Beruntunglah orang yang belum pernah menulis, namun
tiba-tiba bisa menulis setelah pilihan ini. Artinya, orang itu sudah selangkah
lebih maju. Impian sudah di depan mata, tinggal merengkuhnya.
Purworejo,
18 Januari 2015
Sumber
Tulisan:
Fuadi, Ahmad. 2010.Negeri 5 Menara. Jakarta: Gramedia.
Fuadi, Ahmad. 2011. Ranah 3 Warna. Jakarta: Gramedia.
Moeliono,
Anton, M. et al. 2008. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sadono,
Bambang. 2010. Buku Pintar Seorang
Penulis. Semarang: PT Citra Almamater Baru.
*Materi
ini disampaikan dalam DAD (Darul Arqam Dasar) Komisariat Buya Hamka IMM
Universitas Muhammadiyah Purworejo 1-5 Januari 2015 di desa Gentan, Bener,
Wonosobo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar