Blogger templates

Pages

Kamis, 16 April 2015

Menulis Artikel Di Media Massa


 Oleh    : Dulrokhim (Bidang SBO PDM Purworejo, Ketua KPU Kabupaten Purworejo)




Arswendo Atmowiloto pernah menulis dan membuat buku, Mengarang itu Gampan. Pernyataan itu sungguh benar adanya. Menulis atau mengarang itu memnag gampang. Yang dibutuhkan hanya lah ketekunan, kesabaran, kecerdasan, rajin membaca, dan terus berlatih. Apalagi mau ditambah dengan mantra man jadda wajada dari novelis religius Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi, ‘siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil’. Plus mantra keduanya di novel kedua Rantau 3 Warna, man darbi washala: ‘siapa yang berjalan di jalannya akan sampai ke tujuan’.
“Aku tidak punya bakat menulis, jadi aku tidak bisa menulis!” Kalau ada orang yang menyatakan kalimat seperti itu, sebuah sikap yang pesimistik, maka dipastikan ia tidak akan mampu menulis. Memang ada orang yang dikaruniai bakat kemampuan menulis, tapi banyak yang tidak. Apakah yang banyak tidak dikaruniai bakat itu lalu tidak akan pernah bisa menulis? Saya termasuk orang yang tidak percaya dengan bakat. Saya sendiri tidak punya bakat menulis. Kakek nenek maupun bapak ibu saya bukanlah penulis. Jadi tidak ada turunan bakat menulis pada diri saya. Tapi toh saya mampu menulis. Menulis artikel, berita, reportase, puisi, cerpen, novel, drama, dan esai sastra.
Saya memperoleh kemampuan menulis dari belajar, banyak membaca, dan berlatih. Saya selalu berusaha bersikap optimis. Apa pun yang dilakukan, bila kita optimis, insya’Allah, akan berhasil. Memang waktu pertama kali menulis, hasilnya belum memuaskan. Namun dengan terus berlatih menulis, mengasah kecerdasan, rajin membaca, yakinlah suatu saat tulisan kita akan semakin berkualitas. Menulis apa saja, baik puisi, cerpen, novel, termasuk menulis artikel di media massa.

Apa sih Artikel?
            Hampir di media massa, baik surat kabar, buletin, dari majalah selalu menyediakan halaman artikel. Artikel dipandang penting karena merupakan buah pemikiran tentang sesuatu topik yang menjadi perhatian kita bersama.
                        Tulisan artikel di media massa mudah di kenali. Biasanya tulisan lebih panjang dar berita maupun reportase. Artikel juga tidak perlu dilengkapi foto seperti berita maupun reportase. Artikel biasanya berisi tentang suatu topik atau tema yang aktual, pandangan subjektif penulis terhadap suatu masalah, dan solusi pemecahannya.
            Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, edisi keempat, yang ditulis Anton M. Moeliono (2008:88), artikel memiliki arti karya tulis lengkap, misal laporan berita atau esai dalam majalah.
                        Sedang Bambang Sadono mengatakan, artikel adalah tulisan yang mengandung fakta-fakta dan data-data yang objektif sekaligus menampilkan analisis, kesimpulan, dan saran-saran yang subjektif. Dengan kata lain, artikel selain memmbuat fakta juga mengandung opini. Dalam majalah, artikel sering diberi nama esai. Istialah yang sering m
            Artikel banyak dibuat oleh mereka yang punya latar belakang atau bisa membuat telaah ilmiah atu menulis buku. Namun artikel di media massa lebih populer. Polpuler dalam arti mudah di mengerti, lebih sederhana, dan mudah diserap pemahamannya oleh pembaca secara luas.

Bagaimana Menulis Artikel di Media Massa?
            Langkah awal untuk menulis artikel di media massa tertentu, pelajari dan cermati isi surat kabar, buletin, dan majalah yang akan kita kirimi artikel. Jangan baca satu, kalau bisa pelajari lebih banyak. Hal ini untuk memahami isi dan karakter media massa tersebut serta untuk menyiasati tulisan yang kita buat susuai dengan ini media massa yang kita tuju.
            Tidak mungkin kita akan menulis artikel bertemakan agama/religi namun yang kita kirimi majalah Kartini atau Femina. Artikel bertemakan agama/religi ya harus kita kirimlah ke majalah/surat kabar religi seperti Republika, atau pada bulan Ramadhan. Kalau temanya tentang kemandirian wanita, perjuangan perempuan, dan feminisme, itu baru cocok ke Kartini atau Femina. Artikel sastra bisa dikirimkan ke majalah Horizon, Gong, atau media massa yang memberi ruang tentang sastra. Itulah gunanya mempelajari isi media massa, untuk lebih mudahnya memilih tema yang tepat dalammenulis artikel sesuai isi misi media massa tersebut.
            Kalau sudah memahami isi media massa yang akan kita bidik untuk kita kirimi artikel, seperti langkah mengarang pada umumnya, yang pertama kita lakukan untuk menulis artikel adalah: 1. Memilih tema, 2. Menentukan Tujuan, 3. Mengumpulkan bahan, 4. Membuat kerangka (outline) artikel, dujud artikelan 5. Membuat karangan berwujud artikel.
            Tema yang kita pilih haruslah menarik dan menjadi perhatian masyarakat. Selain itu tema juga harus aktual. Tema yang kita pilih, kita wujudkan dalam judul. Buatlah judul yang singkat tapi langsung pada sasaran. Dan buatlah judul semenarik mungkin agar mengundang rasa penasaran pembaca.
            Setelah tema kita pilih, tentukan tujuan kita dalam menulis artikel tersebut. Tujuan bisa bermacam-macam sesuai keinginan penulis, bisa hanya berupa informasi, ajakan untuk berbuat sesuatu atau mempengaruhi (bersifat persuasif), atau berupa permohonan kepada pejabat berwewenang untuk membuat kebijakan tertentu.
            Mengumpulkan bahan tulisan bisa kit peroleh dari sumber pustaka, bisa berupa surat kabar, majalah, buletin, jurnal ilmiah, dan buku. Bisa juga dari pengamatan atau observasi. Termasuk melakukan wawancara dengan nara sumber.

Contoh Kerangka Karangan
            Membuat kerangka tulisan itu penting bagi penulis pemula. Gunanya agar tulisan kita runtut, tidak kelauar dari topik tulisan, dan memudahkan mencari bahan-bahan tulisan yang medukung. Namun bagi penulis yang sudah mahir atau sudah terbiasa, kerangka tulisan itu sudah tidak diperlukan lagi. Apa yang terlintas di otak penulis, maka langsung dituliskan dan langsung jadi.
            Dari kerangka yang dibuat, langkah terakhir membuat tulisan artikel yang sebenarnya. Yang paling utama dalam tulisan artikel adalah isi, isi ini penting karena merupakan merupakn inti masalah yang hendak kita sampaikan kepada pembaca. Ditunjang denagan bahasa yang baik dan benar. Mudah dipahami. Percuma menulis artikel isinya bagus namun sayang bahasanya berlepotan, sebaliknya, bahasanya bagus tapi isinya kurang juga akan mengurangi bobot artikel. Boleh menggunakan istilah asing, namun kalau bisa diikuti arti istilah tersebut. Sebab tidak semua orang bisa memahami istilah asing yang dituliskan.
            Berikut ini salah salah satu contoh kerangka karangan artikel:
Judul: Menulis Artikel di Media Massa
1.      Pengantar/Pendahuluan.
2.      Pengertian Artikel.
3.      Bagaimana Menulis Artikel di Media Massa.
4.      Kerangka Artikel.
5.      Kesimpulan/Penutup.

Nah, dari kerangka yang telah kita susun tersebut berupa subtopik, masing-masing item kita paparkan. Kita wujudkan kedalam beberapa paragraf. Dengan acuan kerangka tersebut, dijamin tulisan kita tidak overlapping, namun berurutan dan sisitematis.

Ayo Menulis!
            Ya, ayo menulis! Tunggu apa lagi? Sekali apa pun dan sederhana tulisan yang kita tulis, itu merupakan karya yang layak kita hargai. Jangan takut tulisan kita jelek dan jangan takut tulisan kita tidak dibaca orang. Beruntunglah orang yang belum pernah menulis, namun tiba-tiba bisa menulis setelah pilihan ini. Artinya, orang itu sudah selangkah lebih maju. Impian sudah di depan mata, tinggal merengkuhnya.


           
Purworejo, 18 Januari 2015


Sumber Tulisan:
            Fuadi, Ahmad. 2010.Negeri 5 Menara. Jakarta: Gramedia.
            Fuadi, Ahmad. 2011. Ranah 3 Warna. Jakarta: Gramedia.
Moeliono, Anton, M. et al. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sadono, Bambang. 2010. Buku Pintar Seorang Penulis. Semarang: PT Citra Almamater Baru.

*Materi ini disampaikan dalam DAD (Darul Arqam Dasar) Komisariat Buya Hamka IMM Universitas Muhammadiyah Purworejo 1-5 Januari 2015 di desa Gentan, Bener, Wonosobo.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About