Blogger templates

Pages

Blogger news

Rabu, 29 April 2015

Ciptakan Mahasiswa Menulis dan Kritis Melalui Taklshow Jurnalistik



PURWOREJO­­ - Pimpinan Komisariat-Komisariat IMM Universitas Muhammadiyah Purworejo masih dalam serangkaian Semarak Milad ke-51 IMM mengadakan Talkshow Jurnalistik yang mengangkat tema “Buatlah Tulisanmu Bersuara”  di Kampus Universitas Muhammadiyah Purworejo pada tanggal 18 April 2015. Sekitar 200 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo mengikuti talkshow jurnalistik tersebut yang merupakan kegiatan terakhir dalam rangkaian acara Semarak Milad ke-51 IMM Universitas Muhammadiyah Purworejo. Acara yang digelar di Ruang Seminar Kampus Timur Universitas Muhammadiyah Purworejo ini menghadirkan narasumber Deni Asy'ari, M. A (Direktur Perusahaan Suara Muhammadiyah) dan Kusno Setyo Utomo, S.Sos, SH (Wartawan Radar Yogyakarta).

IMMawan Agus Catur Aditya Nugraha selaku ketua pelaksana mengatakan tujuan talkshow jurnalistik ini untuk mengenalkan secara langsung kepada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo tentang dunia jurnalistik terutama media cetak maupun media online. Dalam acara ini mahasiswa akan lebih mengenal sosok jurnalis  yang handal, sekaligus dapat berdiskusi segala hal tentang dunia kepenulisan maupun jurnalistik. Selain itu acara ini juga untuk menampung sekaligus melihat potensi pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo dalam bidang kepenulisan.

Lebih lanjut IMMawan Agus Catur Aditya Nugraha menjelaskan selain penyampaian materi dan diskusi, mahasiswa juga dapat meyadari pentingnya menulis dalam dunia juralistik dalam menunjang akademik dan juga upaya menciptakan mahasiswa untuk tertarik menulis dan memiliki cita-cita melangkah ke dunia jurnalistik.

            Pembantu Rektor IV Universitas Muhammadiyah Purworejo Bapak Rofiq Nurhadi, M. Ag. yang sekaligus Pembina IMM Universitas Muhammadiyah Purworejo menyambut baik kegiatan talkshow jurnalistik di kampus Universitas Muhammadiyah Purworejo. Dalam sambutannya beliau mengatakan bahwa Universitas Muhammadiyah Purworejo sangat membuka pintu berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan akademik dan non akademik mahasiswa yang akan menghadapi persaingan yang semakin ketat di masa mendatang. Mahasiswa akan mempunyai ketertarikan tersendiri jika mengikuti kegiatan seperti yang dilaksanakan IMM Universitas Muhammadiyah Purworejo kali ini. Tapi jangan sampai kritis kalian (mahasiswa) dalam menulis di dunia jurnalistik menimbulkan fitnah. Ini yang tentunya harus kalian (mahasiswa) hindari, Ujarnya.
Dalam acara Talkshow Jurnalistik tersebut, diawali dari pertanyaan seorang moderator IMMawati Anik Arifah yang menyakan apakah masih loyal kondisi pers saat ini, dengan pelbagai issu tentang media yang di miliki kaum elit tertentu. Dan kedua pembicarapun menjawab dengan sudut pandang masing-masing. 

Deni Asy’ari, M.A (Direktur Suara Muhammadiyah) mengawali orasi ilmiahnya dengan mengatakan ‘ilmu itu seperti binatang buruan, dan menulis adalah pengikatnya’ untuk itu maka menulislah wahai kalian mahasiswa dimulai dari menulis ringan terlebih dahulu. Beliau juga mengatakan ‘menulislah dengan apa yang kamu rasakan, bukan apa yang kamu pikirkan’ dengan mengisahkan seorang Ahmad Wahib seorang mahasiswa dan wartawan tempo pada zamannya dengan menulis buku harian yang di kumpulkan menjadi sebuah buku “Pergolakan Pemikiran Islam” oleh temannya sepeninggal Ahmad Wahib. Hingga sempet buku ini ditarik edarannya dimasa Orde Baru karena dianggap meresahkan mahasiswa d i zaman itu, Ujarnya.

Sementara itu, Kusno Setyo Utomo, S.Sos, SH (Redaktur Radar Yogyakarta) mengatakan menjadi seorang penulis itu harus melalui proses seperti pergantian siang dan malam juga ada proses terlebih dahulu tidak instan begitu saja. Untuk itu menulislah dengan tulisan-tulisan ringan seperti mengirimkan tulisan di pojok bawah KR (Kedaulatan Rakyat) kolom sungguh-sungguh terjadi, setelah itu mulailah dengan menulis di kolom-kolom selanjutnya seperti opini, ataupun media cetak lainnya. Menulis di media cetak tidak akan sia-sia walaupun jika kalian mengirim tidak pernah di terbitkan. Karena tidak ada yang sia-sia di dunia tulis-menulis. Jika anda menulis menulislah dengan judul yang provokatif, karena akan lebih membuat pembaca merasa penasaran isi sebuah tulisan, Ujarnya.

Sebelum mengakhiri acara talkshow jurnalistik moderator juga menanyakan kepada masing-masing pembicara tentang bagaimana caranya agar sebuah tulisan bisa tersampaikan, mengingat tema talkshow kali ini yaitu “Buatlah Tulisanmu Bersuara”. Moderator menanyakan dari masing-masing sudut pandang pembicara. Pembicara satu Deni Asyari, MA. Selaku direktur Suara Muhammadiyah menyampaikan tulisan dalam persektif dakwah. Sementara itu Kusno Setyo Utomo, Sos., SH karena beliau dari wartawan Radar Yogjakarta menguraiakan bagaimana agar tulisan di terima oleh masyarakat pada umumnya.

 Acara talkshow jurnalistik di akhiri dengan jawaban dari masing-masing pembicara yang sudah mendapatkan pertanyaan dari masing-masing peserta mulai dari pertanyaan apakah menulis harus menjadi gaya hidup? Manakah berita yang harus diliput antara berita penting dan bahagia? Dan bagaimanakah peran mahasiswa dalam dunia jurnalistik?

Dari beberapa pertanyaan tersebut rupanya peserta cukup antusias dalam Talkshow Jurnalistik, semoga dengan antusiasnya mahasiswa yang mengikuti hingga akhir acara dan bertanya kepada pembicara juga mempunyai antusias yang tinggi dalam menulis guna menunjang akademik maupun non akademik sebagai seorang mahasiswa.



 Foto-foto dokumentasi kegiatan:
 


Penerima registrasi peserta talkshow jurnalistik
Peserta saat registrasi talkshow jurnalistik
MC saat memandu jalannya acara  




Tim paduan suara saat menyanyikan lagu







 

Kamis, 16 April 2015

Menulis Artikel Di Media Massa


 Oleh    : Dulrokhim (Bidang SBO PDM Purworejo, Ketua KPU Kabupaten Purworejo)




Arswendo Atmowiloto pernah menulis dan membuat buku, Mengarang itu Gampan. Pernyataan itu sungguh benar adanya. Menulis atau mengarang itu memnag gampang. Yang dibutuhkan hanya lah ketekunan, kesabaran, kecerdasan, rajin membaca, dan terus berlatih. Apalagi mau ditambah dengan mantra man jadda wajada dari novelis religius Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi, ‘siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil’. Plus mantra keduanya di novel kedua Rantau 3 Warna, man darbi washala: ‘siapa yang berjalan di jalannya akan sampai ke tujuan’.
“Aku tidak punya bakat menulis, jadi aku tidak bisa menulis!” Kalau ada orang yang menyatakan kalimat seperti itu, sebuah sikap yang pesimistik, maka dipastikan ia tidak akan mampu menulis. Memang ada orang yang dikaruniai bakat kemampuan menulis, tapi banyak yang tidak. Apakah yang banyak tidak dikaruniai bakat itu lalu tidak akan pernah bisa menulis? Saya termasuk orang yang tidak percaya dengan bakat. Saya sendiri tidak punya bakat menulis. Kakek nenek maupun bapak ibu saya bukanlah penulis. Jadi tidak ada turunan bakat menulis pada diri saya. Tapi toh saya mampu menulis. Menulis artikel, berita, reportase, puisi, cerpen, novel, drama, dan esai sastra.
Saya memperoleh kemampuan menulis dari belajar, banyak membaca, dan berlatih. Saya selalu berusaha bersikap optimis. Apa pun yang dilakukan, bila kita optimis, insya’Allah, akan berhasil. Memang waktu pertama kali menulis, hasilnya belum memuaskan. Namun dengan terus berlatih menulis, mengasah kecerdasan, rajin membaca, yakinlah suatu saat tulisan kita akan semakin berkualitas. Menulis apa saja, baik puisi, cerpen, novel, termasuk menulis artikel di media massa.

Apa sih Artikel?
            Hampir di media massa, baik surat kabar, buletin, dari majalah selalu menyediakan halaman artikel. Artikel dipandang penting karena merupakan buah pemikiran tentang sesuatu topik yang menjadi perhatian kita bersama.
                        Tulisan artikel di media massa mudah di kenali. Biasanya tulisan lebih panjang dar berita maupun reportase. Artikel juga tidak perlu dilengkapi foto seperti berita maupun reportase. Artikel biasanya berisi tentang suatu topik atau tema yang aktual, pandangan subjektif penulis terhadap suatu masalah, dan solusi pemecahannya.
            Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, edisi keempat, yang ditulis Anton M. Moeliono (2008:88), artikel memiliki arti karya tulis lengkap, misal laporan berita atau esai dalam majalah.
                        Sedang Bambang Sadono mengatakan, artikel adalah tulisan yang mengandung fakta-fakta dan data-data yang objektif sekaligus menampilkan analisis, kesimpulan, dan saran-saran yang subjektif. Dengan kata lain, artikel selain memmbuat fakta juga mengandung opini. Dalam majalah, artikel sering diberi nama esai. Istialah yang sering m
            Artikel banyak dibuat oleh mereka yang punya latar belakang atau bisa membuat telaah ilmiah atu menulis buku. Namun artikel di media massa lebih populer. Polpuler dalam arti mudah di mengerti, lebih sederhana, dan mudah diserap pemahamannya oleh pembaca secara luas.

Bagaimana Menulis Artikel di Media Massa?
            Langkah awal untuk menulis artikel di media massa tertentu, pelajari dan cermati isi surat kabar, buletin, dan majalah yang akan kita kirimi artikel. Jangan baca satu, kalau bisa pelajari lebih banyak. Hal ini untuk memahami isi dan karakter media massa tersebut serta untuk menyiasati tulisan yang kita buat susuai dengan ini media massa yang kita tuju.
            Tidak mungkin kita akan menulis artikel bertemakan agama/religi namun yang kita kirimi majalah Kartini atau Femina. Artikel bertemakan agama/religi ya harus kita kirimlah ke majalah/surat kabar religi seperti Republika, atau pada bulan Ramadhan. Kalau temanya tentang kemandirian wanita, perjuangan perempuan, dan feminisme, itu baru cocok ke Kartini atau Femina. Artikel sastra bisa dikirimkan ke majalah Horizon, Gong, atau media massa yang memberi ruang tentang sastra. Itulah gunanya mempelajari isi media massa, untuk lebih mudahnya memilih tema yang tepat dalammenulis artikel sesuai isi misi media massa tersebut.
            Kalau sudah memahami isi media massa yang akan kita bidik untuk kita kirimi artikel, seperti langkah mengarang pada umumnya, yang pertama kita lakukan untuk menulis artikel adalah: 1. Memilih tema, 2. Menentukan Tujuan, 3. Mengumpulkan bahan, 4. Membuat kerangka (outline) artikel, dujud artikelan 5. Membuat karangan berwujud artikel.
            Tema yang kita pilih haruslah menarik dan menjadi perhatian masyarakat. Selain itu tema juga harus aktual. Tema yang kita pilih, kita wujudkan dalam judul. Buatlah judul yang singkat tapi langsung pada sasaran. Dan buatlah judul semenarik mungkin agar mengundang rasa penasaran pembaca.
            Setelah tema kita pilih, tentukan tujuan kita dalam menulis artikel tersebut. Tujuan bisa bermacam-macam sesuai keinginan penulis, bisa hanya berupa informasi, ajakan untuk berbuat sesuatu atau mempengaruhi (bersifat persuasif), atau berupa permohonan kepada pejabat berwewenang untuk membuat kebijakan tertentu.
            Mengumpulkan bahan tulisan bisa kit peroleh dari sumber pustaka, bisa berupa surat kabar, majalah, buletin, jurnal ilmiah, dan buku. Bisa juga dari pengamatan atau observasi. Termasuk melakukan wawancara dengan nara sumber.

Contoh Kerangka Karangan
            Membuat kerangka tulisan itu penting bagi penulis pemula. Gunanya agar tulisan kita runtut, tidak kelauar dari topik tulisan, dan memudahkan mencari bahan-bahan tulisan yang medukung. Namun bagi penulis yang sudah mahir atau sudah terbiasa, kerangka tulisan itu sudah tidak diperlukan lagi. Apa yang terlintas di otak penulis, maka langsung dituliskan dan langsung jadi.
            Dari kerangka yang dibuat, langkah terakhir membuat tulisan artikel yang sebenarnya. Yang paling utama dalam tulisan artikel adalah isi, isi ini penting karena merupakan merupakn inti masalah yang hendak kita sampaikan kepada pembaca. Ditunjang denagan bahasa yang baik dan benar. Mudah dipahami. Percuma menulis artikel isinya bagus namun sayang bahasanya berlepotan, sebaliknya, bahasanya bagus tapi isinya kurang juga akan mengurangi bobot artikel. Boleh menggunakan istilah asing, namun kalau bisa diikuti arti istilah tersebut. Sebab tidak semua orang bisa memahami istilah asing yang dituliskan.
            Berikut ini salah salah satu contoh kerangka karangan artikel:
Judul: Menulis Artikel di Media Massa
1.      Pengantar/Pendahuluan.
2.      Pengertian Artikel.
3.      Bagaimana Menulis Artikel di Media Massa.
4.      Kerangka Artikel.
5.      Kesimpulan/Penutup.

Nah, dari kerangka yang telah kita susun tersebut berupa subtopik, masing-masing item kita paparkan. Kita wujudkan kedalam beberapa paragraf. Dengan acuan kerangka tersebut, dijamin tulisan kita tidak overlapping, namun berurutan dan sisitematis.

Ayo Menulis!
            Ya, ayo menulis! Tunggu apa lagi? Sekali apa pun dan sederhana tulisan yang kita tulis, itu merupakan karya yang layak kita hargai. Jangan takut tulisan kita jelek dan jangan takut tulisan kita tidak dibaca orang. Beruntunglah orang yang belum pernah menulis, namun tiba-tiba bisa menulis setelah pilihan ini. Artinya, orang itu sudah selangkah lebih maju. Impian sudah di depan mata, tinggal merengkuhnya.


           
Purworejo, 18 Januari 2015


Sumber Tulisan:
            Fuadi, Ahmad. 2010.Negeri 5 Menara. Jakarta: Gramedia.
            Fuadi, Ahmad. 2011. Ranah 3 Warna. Jakarta: Gramedia.
Moeliono, Anton, M. et al. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sadono, Bambang. 2010. Buku Pintar Seorang Penulis. Semarang: PT Citra Almamater Baru.

*Materi ini disampaikan dalam DAD (Darul Arqam Dasar) Komisariat Buya Hamka IMM Universitas Muhammadiyah Purworejo 1-5 Januari 2015 di desa Gentan, Bener, Wonosobo.




 

Blogger news

Blogroll

About